sulsellima.com Bulukumba - Bagi warga Bulukumba maupun pengunjung dari luar kabupaten yang ingin merasakan sensasi berada di hutan bakau (mangrove). Kini suasana alam tersebut bisa dinikmati di daerah Kecamatan Ujungloe, tepatnya di Luppung Desa Manyampa. Lokasinya sangat mudah dijangkau, dari poros arah kota Bulukumba menuju Bira, hanya berjarak 500 meter setelah belok kanan melewati pintu gerbangnya.
Kawasan Wisata Mangrove ini dibangun oleh pemerintah dan masyarakat Desa Manyampa. Menurut Kepala Desanya, Abbas Madda, perintisannya mulai dilaksanakan pada tahun 2018 dengan menggunakan anggaran dana desa sekitar Rp340 juta untuk membuat jembatan tracking sepanjang 330 meter. Kemudian tahap kedua dilanjutkan pada tahun 2019 dengan jumlah anggaran Rp346 juta dengan melanjutkan pembangunan tracking dan mengerjakan beberapa fasilitas seperti pintu gerbang, gazebo, paving blok pelataran.
Meski demikian, pihaknya terus melakukan pembenahan karena masih ada fasilitas yang belum tersedia seperti bangku di sisi kiri kanan jembatan tracking sebagai tempat duduk para pengunjung. “Alhamdulillah, kami juga mendapatkan bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan berupa bangunan pusat informasi kawasan Mangrove Luppung,” bebernya saat peresmian Wisata Mangrove tersebut, Senin 30 Desember 2019.
“Dengan hadirnya destinasi wisata ini, menjadi salah satu pilihan kunjungan wisata di Kabupaten Bulukumba. Ini sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Bulukumba yang saat ini menggenjot pengembangan sektor pariwisata kita,” beber Abbas.
Dulu, kawasan tersebut lanjut Abbas adalah daerah kumuh, namun dengan kesadaran masyarakat kawasan ini ditata dengan baik. Warga juga menghibahkan tanahnya untuk digunakan sebagai akses jalan masuk. Para petani rumput laut pun yang berada di sekitar lokasi tersebut sangat terbantu oleh karena kendaraan roda empat sudah bisa masuk untuk mengambil hasil panennya, dimana sebelumnya hanya bisa dilewati kendaraan roda dua.
Bupati AM Sukri Sappewali yang hadir meresmikan Wisata Mangrove Luppung mengapresiasi langkah Pemerintah Desa Manyampa yang mengubah wilayah tersebut sebagai kawasan wisata Mangrove, sehingga Bulukumba memiliki destinasi wisata Mangrove.
Selain sebagai obyek wisata, kawasan tersebut bisa menjadi lokasi penelitian dan pengembangan terkait dengan lingkungan dan ekosistem yang ada di laut dan pantai.
“Saya berharap ini kawasan ini menjadi salah obyek wisata andalan dan kebanggaan Bulukumba, sehingga Pemerintah Kabupaten Bulukumba akan memberikan dukungan dalam pengembangannya nanti,” ungkapnya.
Karena jalanan masuknya masih sempit, ia meminta ke depan jalanan masuk ke tempat tersebut diperlebar, sehingga kendaraan roda empat bisa berpapasan. Dengan hadirnya tempat wisata tersebut bisa juga menumbuhkan sektor ekonomi masyarakat lainnya, dengan menjual produk home industri, seperti brownis dan sirup dari rumput laut, serta jajanan kuliner lainnya.
Turut hadir dalam peresmian kawasan wisata tersebut, Ketua DPRD H Rijal, dan Wakil Ketua DPRD H. Patudangi, serta 9 anggota dewan lainnya. Tampak pula Ketua Tim Penggerak PKK Siti Isniyah dan sejumlah kepala OPD.(Rls)
Kawasan Wisata Mangrove ini dibangun oleh pemerintah dan masyarakat Desa Manyampa. Menurut Kepala Desanya, Abbas Madda, perintisannya mulai dilaksanakan pada tahun 2018 dengan menggunakan anggaran dana desa sekitar Rp340 juta untuk membuat jembatan tracking sepanjang 330 meter. Kemudian tahap kedua dilanjutkan pada tahun 2019 dengan jumlah anggaran Rp346 juta dengan melanjutkan pembangunan tracking dan mengerjakan beberapa fasilitas seperti pintu gerbang, gazebo, paving blok pelataran.
Meski demikian, pihaknya terus melakukan pembenahan karena masih ada fasilitas yang belum tersedia seperti bangku di sisi kiri kanan jembatan tracking sebagai tempat duduk para pengunjung. “Alhamdulillah, kami juga mendapatkan bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan berupa bangunan pusat informasi kawasan Mangrove Luppung,” bebernya saat peresmian Wisata Mangrove tersebut, Senin 30 Desember 2019.
“Dengan hadirnya destinasi wisata ini, menjadi salah satu pilihan kunjungan wisata di Kabupaten Bulukumba. Ini sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Bulukumba yang saat ini menggenjot pengembangan sektor pariwisata kita,” beber Abbas.
Dulu, kawasan tersebut lanjut Abbas adalah daerah kumuh, namun dengan kesadaran masyarakat kawasan ini ditata dengan baik. Warga juga menghibahkan tanahnya untuk digunakan sebagai akses jalan masuk. Para petani rumput laut pun yang berada di sekitar lokasi tersebut sangat terbantu oleh karena kendaraan roda empat sudah bisa masuk untuk mengambil hasil panennya, dimana sebelumnya hanya bisa dilewati kendaraan roda dua.
Bupati AM Sukri Sappewali yang hadir meresmikan Wisata Mangrove Luppung mengapresiasi langkah Pemerintah Desa Manyampa yang mengubah wilayah tersebut sebagai kawasan wisata Mangrove, sehingga Bulukumba memiliki destinasi wisata Mangrove.
Selain sebagai obyek wisata, kawasan tersebut bisa menjadi lokasi penelitian dan pengembangan terkait dengan lingkungan dan ekosistem yang ada di laut dan pantai.
“Saya berharap ini kawasan ini menjadi salah obyek wisata andalan dan kebanggaan Bulukumba, sehingga Pemerintah Kabupaten Bulukumba akan memberikan dukungan dalam pengembangannya nanti,” ungkapnya.
Karena jalanan masuknya masih sempit, ia meminta ke depan jalanan masuk ke tempat tersebut diperlebar, sehingga kendaraan roda empat bisa berpapasan. Dengan hadirnya tempat wisata tersebut bisa juga menumbuhkan sektor ekonomi masyarakat lainnya, dengan menjual produk home industri, seperti brownis dan sirup dari rumput laut, serta jajanan kuliner lainnya.
Turut hadir dalam peresmian kawasan wisata tersebut, Ketua DPRD H Rijal, dan Wakil Ketua DPRD H. Patudangi, serta 9 anggota dewan lainnya. Tampak pula Ketua Tim Penggerak PKK Siti Isniyah dan sejumlah kepala OPD.(Rls)