sulsellima.com Bantaeng - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantaeng menggelar Konferensi Pers di Aula Dinas Kesehatan Bantaeng, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Jum'at 31 Januari 2019.
Dalam pemaparannya, Dinas Kesehatan menjelaskan Hepatitis adalah penyakit peradangan yang terjadi pada hati.
Hepatitis disebabkan oleh infeksi Virus Hepatitis A, B, C, D, atau E. Selain infeksi virus hepatitis dapat disebabkan oleh kebiasaan minum alkohol, penyakit auto imun, serta zat racun atau obat - obatan tertentu.
Peningkatan Kasus Hepatitis Klinis yang dirawat di Rumah Sakit, Klinik dan Puskesmas yang terjadi di Kabupaten Bantaeng adalah terduga Hepatitis A.
Karena kasus Hepatitis A jarang dijumpai dan namun kadang kala mengakibatkan peningkatan kasus secara signifikan.
Hingga Hari Kamis tanggal 30 Januari 2020 jumlah pasien terduga Hepatitis A sebanyak 65 orang. Dari 65 pasien tersebut terdapat 34 pasien yang masih duduk di bangku sekolah mulai dari tingkatan SD hingga SMA yang tersebar di 18 Sekolah dari berbagai tingkatan.
"Semua pasien tersebut telah mendapatkan perawatan yang maksimal di RSUD Prof Anwar Makkatutu Bantaeng sebanyak 43 pasien dan 22 pasien dirawat di Klinik dan Puskesmas yang tersebar di Kabupaten Bantaeng. Berdasarkan hasil data RSUD Bantaeng, saat ini tersisa 11 pasien atau 7 persen dari total pasien yang masih dirawat, sisanya telah membaik dan dinyatakan bisa rawat jalan di rumah," kata Kepala Dinas Kesehatan Bantaeng, dr Andi Ihsan.
Dia menjelaskan, langkah - langkah yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan dalam upaya antisipasi peningkatan kasus tersebut adalah segera melakukan kegiatan penyelidikan Epidemiologi (ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia dan faktor yang dapat mempengaruhi penyebarannya) dalam upaya penemuan sumber penularan dan memutus mata rantai penularan virus Hepatitis A.
"Alhamdulillah, dalam kurun waktu kurang dari satu minggu kami melakukan intervensi jumlah pasien yang awalnya 65 turun drastis menjadi 11 pasien," kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Bantaeng periode 2008 - 2011 itu.
Dinas Kesehatan Bantaeng melakukan 12 langkah guna mengintervensi pasien terduga Hepatitis A. Mulai dari penyelidikan epidemiologi mendalam terhadap pasien terduga Hepatitis A.
Pemeriksaan sampel makanan pada seluruh kantin sekolah terutama sekolah yang terjangkit kasus Terduga Hepatitis A dan warung - warung makanan di sekitar Pantai Seruni, dan wilayah lain di Kabupaten Bantaeng sebanyak 119 sampel makanan.
Pemeriksaan sampel air pada Seluruh depot air minum se - Kabupaten Bantaeng sebanyak 32 depot air minum dan ditemukan 8 depot air minum yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk dikonsumsi.
Pemeriksaan sampel air di sarana rumah tangga sebanyak 60 titik hasilnya 7 sampel yang kemungkinan tercemar bakteri Escherichia coli (bakteri yang hidup di dalam usus manusia untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan).
Hasil Random Sampling 5 titik sumber air PDAM ditemukan bahwa seluruh sumber air masih memenuhi syarat kesehatan atau layak dikonsumsi.
Kepala Dinas Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran kepada Seluruh Kepala Puskesmas dan Camat, Kepala Desa/Lurah dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit Hepatitis di masyarakat.
Bupati Bantaeng, Ilham Syah Azikin telah mengeluarkan Surat Himbauan untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit berbasis lingkungan.
Penyuluhan atau sosialisasi terkait penyakit hepatitis dan upaya pencegahan dan pengendaliaannya di tempat - tempat umum seperti di 118 masjid, 6 pasar dan terminal, 115 sekolah, dan 4 tempat kelompok Kerja.
Pembagian alat pelindung diri kepada penjaja makanan berupa masker dan sarung tangan untuk menjaga sterilitas makanan yang disajikan.
Mengedukasi masyarakat dalam meningkatkan kebersihan pribadi terutama cara melakukan cuci tangan pakai sabun menggunakan 6 langkah.
Penyuluhan keliling di semua Desa dan Kelurahan se - Kabupaten Bantaeng. Pemicuan stop buang air besar di sembarang tempat di seluruh wilayah Kabupaten Bantaeng.
"Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan secara mendalam Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng ditemukan bahwa sumber penularan penyakit terduga Hepatitis A berasal dari makanan dan minuman yang terindikasi tercemar Virus Hepatitis A yang bahan bakunya tercemar sepanjang Bulan Desember Tahun 2019," kata dia.
Dia menjelaskan, sumber penularannya diduga kuat adalah para pengusaha makanan yang berpindah - pindah.
"Jadi penyebaran virus ini sifatnya Common Source (sumber umum) artinya kasus - kasus terjadi karena paparan terhadap sumber yang sama dan umum atau peningkatan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadinya dalam waktu relatif singkat," tutupnya. (*)
Dalam pemaparannya, Dinas Kesehatan menjelaskan Hepatitis adalah penyakit peradangan yang terjadi pada hati.
Hepatitis disebabkan oleh infeksi Virus Hepatitis A, B, C, D, atau E. Selain infeksi virus hepatitis dapat disebabkan oleh kebiasaan minum alkohol, penyakit auto imun, serta zat racun atau obat - obatan tertentu.
Peningkatan Kasus Hepatitis Klinis yang dirawat di Rumah Sakit, Klinik dan Puskesmas yang terjadi di Kabupaten Bantaeng adalah terduga Hepatitis A.
Karena kasus Hepatitis A jarang dijumpai dan namun kadang kala mengakibatkan peningkatan kasus secara signifikan.
Hingga Hari Kamis tanggal 30 Januari 2020 jumlah pasien terduga Hepatitis A sebanyak 65 orang. Dari 65 pasien tersebut terdapat 34 pasien yang masih duduk di bangku sekolah mulai dari tingkatan SD hingga SMA yang tersebar di 18 Sekolah dari berbagai tingkatan.
"Semua pasien tersebut telah mendapatkan perawatan yang maksimal di RSUD Prof Anwar Makkatutu Bantaeng sebanyak 43 pasien dan 22 pasien dirawat di Klinik dan Puskesmas yang tersebar di Kabupaten Bantaeng. Berdasarkan hasil data RSUD Bantaeng, saat ini tersisa 11 pasien atau 7 persen dari total pasien yang masih dirawat, sisanya telah membaik dan dinyatakan bisa rawat jalan di rumah," kata Kepala Dinas Kesehatan Bantaeng, dr Andi Ihsan.
Dia menjelaskan, langkah - langkah yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan dalam upaya antisipasi peningkatan kasus tersebut adalah segera melakukan kegiatan penyelidikan Epidemiologi (ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia dan faktor yang dapat mempengaruhi penyebarannya) dalam upaya penemuan sumber penularan dan memutus mata rantai penularan virus Hepatitis A.
"Alhamdulillah, dalam kurun waktu kurang dari satu minggu kami melakukan intervensi jumlah pasien yang awalnya 65 turun drastis menjadi 11 pasien," kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Bantaeng periode 2008 - 2011 itu.
Dinas Kesehatan Bantaeng melakukan 12 langkah guna mengintervensi pasien terduga Hepatitis A. Mulai dari penyelidikan epidemiologi mendalam terhadap pasien terduga Hepatitis A.
Pemeriksaan sampel makanan pada seluruh kantin sekolah terutama sekolah yang terjangkit kasus Terduga Hepatitis A dan warung - warung makanan di sekitar Pantai Seruni, dan wilayah lain di Kabupaten Bantaeng sebanyak 119 sampel makanan.
Pemeriksaan sampel air pada Seluruh depot air minum se - Kabupaten Bantaeng sebanyak 32 depot air minum dan ditemukan 8 depot air minum yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk dikonsumsi.
Pemeriksaan sampel air di sarana rumah tangga sebanyak 60 titik hasilnya 7 sampel yang kemungkinan tercemar bakteri Escherichia coli (bakteri yang hidup di dalam usus manusia untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan).
Hasil Random Sampling 5 titik sumber air PDAM ditemukan bahwa seluruh sumber air masih memenuhi syarat kesehatan atau layak dikonsumsi.
Kepala Dinas Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran kepada Seluruh Kepala Puskesmas dan Camat, Kepala Desa/Lurah dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit Hepatitis di masyarakat.
Bupati Bantaeng, Ilham Syah Azikin telah mengeluarkan Surat Himbauan untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit berbasis lingkungan.
Penyuluhan atau sosialisasi terkait penyakit hepatitis dan upaya pencegahan dan pengendaliaannya di tempat - tempat umum seperti di 118 masjid, 6 pasar dan terminal, 115 sekolah, dan 4 tempat kelompok Kerja.
Pembagian alat pelindung diri kepada penjaja makanan berupa masker dan sarung tangan untuk menjaga sterilitas makanan yang disajikan.
Mengedukasi masyarakat dalam meningkatkan kebersihan pribadi terutama cara melakukan cuci tangan pakai sabun menggunakan 6 langkah.
Penyuluhan keliling di semua Desa dan Kelurahan se - Kabupaten Bantaeng. Pemicuan stop buang air besar di sembarang tempat di seluruh wilayah Kabupaten Bantaeng.
"Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan secara mendalam Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng ditemukan bahwa sumber penularan penyakit terduga Hepatitis A berasal dari makanan dan minuman yang terindikasi tercemar Virus Hepatitis A yang bahan bakunya tercemar sepanjang Bulan Desember Tahun 2019," kata dia.
Dia menjelaskan, sumber penularannya diduga kuat adalah para pengusaha makanan yang berpindah - pindah.
"Jadi penyebaran virus ini sifatnya Common Source (sumber umum) artinya kasus - kasus terjadi karena paparan terhadap sumber yang sama dan umum atau peningkatan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadinya dalam waktu relatif singkat," tutupnya. (*)