sulsellima.com Bulukumba- Madrasah Integritas Bulukumba (MIB) kembali menggelar Festival Antikorupsi untuk ketiga kalinya. Festival Antikorupsi yang mengusung tema "Milenial Cerdas Berintegritas dilaksanakan di Kampus STAI Al Gazali Bulukumba 21 sampai 23 Februari 2020. Sebanyak 120 orang perwakilan dari SMA, MA/Sederajat se-Kabupaten Bulukumba hadir sebagai peserta.
Rommy Imam Sulaiman dari Divisi Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyampaikan pentingnya pencegahan korupsi dimulai dari pribadi masing-masing, khususnya para pelajar yang merupakan generasi bangsa.
"Harus tetap menjaga integritasnya dimulai dari hal-hal yang kecil," katanya di hadapan peserta di aula STAI Al Gazali, Jumat 21 Februari.
Dalam ranah mencegah perilaku korupsi, lanjut Rommy, telah dibuat kurikulum pendidikan antikorupsi. Banyak pembelajaran yang didapatkan dari kurikulum tersebut.
"Kita tinggal melakukan sosialisasi dan mengkampanyekan kepada masyarakat bahwa korupsi adalah musuh bersama," bebernya
Sementara itu, Wakil Bupati BulukumbaTomy Satria Yulianto yang membuka acara menekankan pentingnya menanamkan budaya malu pada diri setiap orang.
"Dalam diri kita sudah kehilangan budaya siri'. Itulah perbedaan masa dulu dan sekarang. Kita bisa lihat dengan bangganya koruptor melambaikan tangan dan tersenyum di hadapan kamera. Hal itu memperlihatkan kepada masyarakat bahwa mereka itu sudah tidak punya malu," imbuhnya.
Ketua MIB, Muhammad Reski Ismail menerangkan indeks persepsi korupsi di Indonesia masih berada di garis merah. Hal itulah menjadi penyebab iklim investasi di Indonesia sulit berkembang, bahkan hal tersebut sampai ke daerah. Pembangunan ekonomi, kata Ismail tidak akan bisa sampai pada tujuan apabila tidak dimulai dari diri sendiri dan dari sejak dini.
"Kegiatan ini adalah langkah awal untuk memulai berbenah diri, kita harus mengenal siapa lawan dan bagaimana kita melawannya," terang alumni Kelas Politik Cerdas Berintegritas KPK RI ini.(Aril)
Rommy Imam Sulaiman dari Divisi Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyampaikan pentingnya pencegahan korupsi dimulai dari pribadi masing-masing, khususnya para pelajar yang merupakan generasi bangsa.
"Harus tetap menjaga integritasnya dimulai dari hal-hal yang kecil," katanya di hadapan peserta di aula STAI Al Gazali, Jumat 21 Februari.
Dalam ranah mencegah perilaku korupsi, lanjut Rommy, telah dibuat kurikulum pendidikan antikorupsi. Banyak pembelajaran yang didapatkan dari kurikulum tersebut.
"Kita tinggal melakukan sosialisasi dan mengkampanyekan kepada masyarakat bahwa korupsi adalah musuh bersama," bebernya
Sementara itu, Wakil Bupati BulukumbaTomy Satria Yulianto yang membuka acara menekankan pentingnya menanamkan budaya malu pada diri setiap orang.
"Dalam diri kita sudah kehilangan budaya siri'. Itulah perbedaan masa dulu dan sekarang. Kita bisa lihat dengan bangganya koruptor melambaikan tangan dan tersenyum di hadapan kamera. Hal itu memperlihatkan kepada masyarakat bahwa mereka itu sudah tidak punya malu," imbuhnya.
Ketua MIB, Muhammad Reski Ismail menerangkan indeks persepsi korupsi di Indonesia masih berada di garis merah. Hal itulah menjadi penyebab iklim investasi di Indonesia sulit berkembang, bahkan hal tersebut sampai ke daerah. Pembangunan ekonomi, kata Ismail tidak akan bisa sampai pada tujuan apabila tidak dimulai dari diri sendiri dan dari sejak dini.
"Kegiatan ini adalah langkah awal untuk memulai berbenah diri, kita harus mengenal siapa lawan dan bagaimana kita melawannya," terang alumni Kelas Politik Cerdas Berintegritas KPK RI ini.(Aril)