"Kita sampaikan aspirasita pak, ibu. Janganki malu-malu," kata Tomy Satria usai menikmati hidangan barobbo bersama warga Herlang.
Warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani menyampaikan aspirasinya perihal bantuan alat dan sarana pertanian. Mendengar itu, Tomy mengatakan, bahwa wajib bagi dirinya menyerap aspirasi masyarakat, meskipun dikemas secara informal.
Pemerintah daerah kata dia, akan selalu menyerap aspirasi kemudian merumuskan langkah taktis. Akan tetapi, harus melihat skala prioritas berdasarkan kemampuan keuangan daerah, khususnya yang menyangkut hajat hidup masyarakat. Menurutnya pemerintah harus hadir di situ.
Dikonfirmasi lebih jauh, Tomy mengatakan, menerima aspirasi tak mesti harus dikemas dengan formal. Bertatap muka dengan menemui warga akan menimbulkan kesan kekeluargaan sehingga akan terbangun hubungan emosional antara pemimpin dan masyarakatnya.
"Dalam suasana santai sambil bercerita lepas dengan masyarakat itu jauh lebih baik dan juga membangun suasana kekeluargaan dengan berbaur bersama," kata dia.
Sementara itu, salah satu masyarakat yang hadir Edi mengatakan, dirinya merasa puas telah menyampaikan aspirasi secara langsung ke wakil bupati. Apalagi dikemas secara santai, sehingga marasa tidak segan.
"Dengan berbaur seperti itu, masyarakat tak segan untuk menyampaikan uneg-unegnya. Begitu yang saya rasa," ungkap Edi.
Dia mengatakan, sedianya kegiatan ini hanya untuk menghadirkan wakil bupati menghadiri syukuran sederhana menikamati hidangan barobbo. Namun karena Tomy Satria berkenaan menerima aspirasi, sehingga diberikan kesempatan warga menyampaikan keinginan dan keluhannya.
"Pak Wabup hadir menerima aspirasi petani. Tapi sebenarnya untuk menikmati hidangan hasil panen petani setempat," tutup Edi.
Selain Tomy, hadir pula anggota DPRD Bulukumba Fahidin Hdk. Di tempat yang sama, ketua PKB Bulukumba ini juga menyerap aspirasi warga.(*)