sulsellima.com Makassar - PLN merupakan salah satu perusahaan plat merah terkemukah di BUMN, usia yang mendekati 75 tahun tentu tak muda lagi, berbagai transformasi, reformasi serta terobosan pun telah banyak dilakukan oleh perusahaan listrik negara ini.
Sebagai mitra atau rekan PLN, kami yang kerap disebut Vendor juga merasa bangga menjadi bagian yang tak terpisah dari PLN. Tak hanya menjadi pelaksanan pekerjaan diruang lingkup PLN, kami (Vendor) juga wajib bertanggung jawab menjaga nama baik PLN.
Ditengah pandemi Covid-19 memang mengguncang sektor ekonomi negara, tak terkecuali PLN. Semenjak wabah Covid ditetapkan pemerintah sebagai bencana nasional, aktivitas pekerjaan di lingkungan PLN pun mulai menurun, bahkan hingga saat ini nyaris tak adalagi aktivitas vendor untuk pekerjaan investasi. Bahkan untuk pekerjaan rutin (operasi) tak jarang vendor yang telah memilih istirahat karena ketidak mampuan lagi dalam membiayai operasioanl pekerjaan. Hal itu tentu akan berefek pada pelayanan pada masyarakat (pelanggan PLN).
Pak Dirut, kurang lebih satu semester kondisi memprihatinkan ini terjadi. Sudahi banyak tampil di media mainstream dalam acara talkshow yang amat tak berkaitan dengan situasi yang sedang dihadapi, Lakukanlah sesuatu hal nyata dan kongkrit dalam memulihkan kondisi yang tak bersahabat ini. Ingat Pak Dirut, ada banyak anak bangsa yang telah melangsungkan hidupnya bertahun-tahun dilingkungan PLN, tidak bisa anda acuh dan abai begitu saja. Jika memang tak ada lagi anggaran untuk pekerjaan kontrak tahun 2020, setidaknya pekerjaan yang telah mereka (vendor) selesai segera dibayarkan PLN Pak Dirut.
Pak Dirut yang terhormat, Vendor itu rekan, dan rekan yang baik itu jika saling memperhatikan satu sama lain, permintaan vendor tak muluk-muluk, bayarkan hak mereka agar mereka sedikit legah dan memiliki harapan dalam menyelesaikan segala macam problematika yang mereka hadapi saat ini. Asal Pak Dirut tahu, selama pandemi ini, vendor sangat kesulitan akses informasi terkait kepastian pembayaran penagihan mereka, hal yang kerap diterima vendor adalah kata sabar dan menunggu anggaran.
Jargon Semangat Baru BUMN rupanya tak memberi semangat pada rekanan vendor PLN, sebab Pak Dirut tak pernah sedikitpun menyinggung soal pembayaran pekerjaan yang telah diselesaikan para vendor. Tak ada tindakan kongkrit anda dalam menyelesaikan persoalan hutang PLN kepada vendor. Bicara dan bertindaklah untuk persoalan ini Pak Dirut, jangan terlalu jauh berhalusinasi sementara masalah didepan mata tak bisa anda diselsaikan. Anda ini pucuk pimpinan di PLN, harus tampil memberi solusi.
Pak Dirut juga harus tahu, bahwa di PLN terdapat banyak pelaku usaha dan mungkin terbanyak pada pelaku usaha Menengah yang lingkup pekerjaannya pada KHS di UP3 dan pekerjaan program Listrik Desa di UP2K, yang meraka ini tentu menggunakan tenaga kerja yang tak sedikit, mereka-mereka inilah yang paling terpukul saat ini, berbagai alokasi anggaran yang telah digelontorkan pemerintah untuk pemulihan ekonomi di BUMN (PLN) sebaiknya diprioritaskan kepada pelaku usaha menengah dan kecil yang nota bene juga adalah perusahaan-perusahaan lokal.
Pak Dirut, ada problem yang terjadi, bukan hanya urusan Listrik Gratis yang anda harus tampil bak super hero dimedia, kami yakin anda akan lebih pedulih jika anda mengetahui dengan cermat kondisi yang terjadi, bahwa bukan hanya pelaku usaha besar seperti pengadaan material (Pabrikan) yang menjadi rekanan PLN dan bukan hanya Independent Power Producen (IPP) milik swasta yang lancar tanpa hambatan soal pembayaran, tetapi juga pelaku usaha Menengah hingga yang Kecil juga butuh perhatian, jangan meng anak tirikan perusahaan menengah kecil di instansi yang anda pimpin yang saat in.(*)
Sebagai mitra atau rekan PLN, kami yang kerap disebut Vendor juga merasa bangga menjadi bagian yang tak terpisah dari PLN. Tak hanya menjadi pelaksanan pekerjaan diruang lingkup PLN, kami (Vendor) juga wajib bertanggung jawab menjaga nama baik PLN.
Ditengah pandemi Covid-19 memang mengguncang sektor ekonomi negara, tak terkecuali PLN. Semenjak wabah Covid ditetapkan pemerintah sebagai bencana nasional, aktivitas pekerjaan di lingkungan PLN pun mulai menurun, bahkan hingga saat ini nyaris tak adalagi aktivitas vendor untuk pekerjaan investasi. Bahkan untuk pekerjaan rutin (operasi) tak jarang vendor yang telah memilih istirahat karena ketidak mampuan lagi dalam membiayai operasioanl pekerjaan. Hal itu tentu akan berefek pada pelayanan pada masyarakat (pelanggan PLN).
Pak Dirut, kurang lebih satu semester kondisi memprihatinkan ini terjadi. Sudahi banyak tampil di media mainstream dalam acara talkshow yang amat tak berkaitan dengan situasi yang sedang dihadapi, Lakukanlah sesuatu hal nyata dan kongkrit dalam memulihkan kondisi yang tak bersahabat ini. Ingat Pak Dirut, ada banyak anak bangsa yang telah melangsungkan hidupnya bertahun-tahun dilingkungan PLN, tidak bisa anda acuh dan abai begitu saja. Jika memang tak ada lagi anggaran untuk pekerjaan kontrak tahun 2020, setidaknya pekerjaan yang telah mereka (vendor) selesai segera dibayarkan PLN Pak Dirut.
Pak Dirut yang terhormat, Vendor itu rekan, dan rekan yang baik itu jika saling memperhatikan satu sama lain, permintaan vendor tak muluk-muluk, bayarkan hak mereka agar mereka sedikit legah dan memiliki harapan dalam menyelesaikan segala macam problematika yang mereka hadapi saat ini. Asal Pak Dirut tahu, selama pandemi ini, vendor sangat kesulitan akses informasi terkait kepastian pembayaran penagihan mereka, hal yang kerap diterima vendor adalah kata sabar dan menunggu anggaran.
Jargon Semangat Baru BUMN rupanya tak memberi semangat pada rekanan vendor PLN, sebab Pak Dirut tak pernah sedikitpun menyinggung soal pembayaran pekerjaan yang telah diselesaikan para vendor. Tak ada tindakan kongkrit anda dalam menyelesaikan persoalan hutang PLN kepada vendor. Bicara dan bertindaklah untuk persoalan ini Pak Dirut, jangan terlalu jauh berhalusinasi sementara masalah didepan mata tak bisa anda diselsaikan. Anda ini pucuk pimpinan di PLN, harus tampil memberi solusi.
Pak Dirut juga harus tahu, bahwa di PLN terdapat banyak pelaku usaha dan mungkin terbanyak pada pelaku usaha Menengah yang lingkup pekerjaannya pada KHS di UP3 dan pekerjaan program Listrik Desa di UP2K, yang meraka ini tentu menggunakan tenaga kerja yang tak sedikit, mereka-mereka inilah yang paling terpukul saat ini, berbagai alokasi anggaran yang telah digelontorkan pemerintah untuk pemulihan ekonomi di BUMN (PLN) sebaiknya diprioritaskan kepada pelaku usaha menengah dan kecil yang nota bene juga adalah perusahaan-perusahaan lokal.
Pak Dirut, ada problem yang terjadi, bukan hanya urusan Listrik Gratis yang anda harus tampil bak super hero dimedia, kami yakin anda akan lebih pedulih jika anda mengetahui dengan cermat kondisi yang terjadi, bahwa bukan hanya pelaku usaha besar seperti pengadaan material (Pabrikan) yang menjadi rekanan PLN dan bukan hanya Independent Power Producen (IPP) milik swasta yang lancar tanpa hambatan soal pembayaran, tetapi juga pelaku usaha Menengah hingga yang Kecil juga butuh perhatian, jangan meng anak tirikan perusahaan menengah kecil di instansi yang anda pimpin yang saat in.(*)