Dukungan ini bukan tanpa alasan. Pasalnya warga Herlang ingin dipimpin oleh pasangan calon yang punya pengalaman dan program yang rasional alias tidak muluk-muluk. Apalagi, Tomy Satria adalah kandidat Bupati yang telah lama membangun hubungan emosional yang baik dengan masyarakat Herlang, bukan hanya jelang Pilkada.
"Sekarang kita ingin pemimpin yang memikirkan rakyatnya jauh ke depan, dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu perlu menawarkan komitmen yang bisa diterima akal sehat. Kita ini sudah punya pengalaman seorang calon bupati. Saat mencalonkan janji-janji yang disampikan begitu wow, tapi jika dipikir-pikir tenyata janji itu tidak rasional. Akhirnya setelah terpilih tidak bisa dipenuhi. Kita tidak ingin itu terulang dua kali," kata salah satu tokoh masyarakat, Muslimin saat menghadiri sosialisasi visi misi dan silaturahmi Tomy Satria, di Desa Gunturu, Minggu (22/11/2020).
Diungkapkan lebih jauh, bahwa Tomy Satria adalah sosok pemimpin yang memiliki pengalaman dan rekam jejak yang baik. Sosok pemimpin yang aspiratif, partisipatif dan merakyat.
"Kita tidak ingin masyarakat salah memilih. Masyarakat itu pasti sudah bisa menilai seseorang dari gesturnya. Selain melihar program penting menilai pasangan calon dari karakternya. Pasti akan tercermin, siapa yang diantaranya tidak susah ji untuk ditemui. Dan itu ada sama pak Tomy Satria," ungkapnya.
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Desa Singa, Andi Nur mengatakan bahwa Tomy Satria adalah sosok pemimpin yang telah membuktikan keberpihakannya kepada rakyat. Menurutnya, terbukti dari beberapa ruas jalan yang telah dilaston.
Hal ini bukan tanpa alasan. Sebab berdasarkan data Bulukumba dalam angka sebanyak 400 Km ruas jalan telah telah dibenahi di masa kepemimpinan AM Sukri A Sappewali - Tomy Satria Yulianto.
Kebijakan kepemimpinan AM Sukri - TSY perihal kesehatan sudah dirasakan oleh warga. Dimana di masa kepemimpinanya kesehatan gratis sudah dirasakan hanya dengan keterangan kurang mampu dari kantor desa masing-masing masyarakat.
"Pak Tomy Satria sudah memiliki bukti. Kita ini di masyarakat, lebih baik satu bukti daripada seribu janji. Apalagi kalau janji yang tak masuk akal," ungkapnya.(**)