Mirsan Afri yang akrab di sapa Icchank Mengatakan, tanaman porang ini harga jualnya mahal dan prospek pasar kedepan cukup menjanjikan karena tanaman porang masuk dalam komoditas export dan di olah menjadi bahan makanan, farmasi, industri, dll. itulah yang membuat saya tertarik untuk mempelajari cara budidaya porang yang baik dan benar. Saya mulai belajar tentang tanaman porang tahun 2019, dimulai dari sharing-sharing dengan teman yang sudah berpengalaman dalam hal menanam porang dan melakukan kunjungan ke beberapa lahan perkebunan porang.
Tahun 2020 saya kembali ke kampung dan mulai mengumpulkan bibit dari kebun milik saya, kemudian saya simpan untuk persiapan bibit pada musim tanam yaitu pada bulan Oktober – November. Sebenarnya tanaman porang ini sangat mudah tumbuh, tidak di tanam saja bisa tumbuh liar di kebun.
Tapi untuk mencapai hasil maksimal kita harus tau fase pertumbuhan tanaman tersebut, Mulai dari Pemilihan bibit, waktu penanaman, Perawatan hingga masa panen. Pemilihan bibit dan waktu penanaman menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam menanam porang, karena pemilihan bibit akan menentukan hasil panen kita nantinya.
Untuk musim ini saya Baru Menanam sekitar Kurang Lebih 4000 Pohon masih dalam tahap belajar fase pertumbuhan dan pembesaran umbi. Itupun bibitnya masih bervariasi dimulai dari biji bunga (Spora), Biji Katak (Bulbil) dan Umbi, Semua bibit yang saya tanam itu saya dapatkan dari tanaman porang yang masih tumbuh liar di kebun saya. Jadi suatu kesyukuran bagi saya karena alam masih menyediakan bibit untuk saya tanam dan saya kembangkan, karena kita tau saat ini harga bibit porang sangat mahal, jadi butuh banyak modal ketika kita mau menanam dalam skala banyak.
Sementara untuk pemupukannya, Saya buat sendiri dari limbah dapur dan tumbuhan di sekitar yang saya fermentasi. Jadi saya sangat bersyukur sekali karna sampai hari ini di usia porang saya yang sudah 4 bulan saya belum terlalu mengeluarkan biaya.
Insya Allah kedepannya akan saya tingkatkan lagi, apalagi ketika saya sudah melihat hasil dan sudah sedikit mengerti persoalan perawatan tanaman porang di masa pertumbuhan hingga masa panen. Untuk musim ini saya belum mengejar hasil umbi produksi, tapi bagaimana saya bisa mengembangkan dan memperbanyak bibit untuk musim depan. Harapan saya, semoga Kedepannya harga porang akan semakin bagus dan bisa mensejahterakan para petani.
Terakhir saya ingin menambahkan untuk para petani, khususnya Petani Millenial di daerah saya agar lebih giat menanam porang. Jangan pernah berpikiran bahwa ketika sudah banyak yang menanam porang, maka nanti harganya akan murah. “Tetap Optimis” Jadilah Pelaku, Jangan Jadi Penonton.
Penulis : Mirsan Afri (Petani Muda Milenial Desa Balangtaroang Kecamatan Bulukumpa)