Nelson Sarira, karyawan PT. PTT
yang selamat dari pembantaian yang dilakukan KKB di kamp mereka di Beoga, Kab.
Puncak, Papua, Sabtu (5/3) berhasil dievakuasi ke Timika. (ANTARA/HO/Pendam
XVII Cenderawasih) |
SULSELLIMA.COM - Penyerangan KKB Papua pada Rabu 2 Maret 2022 yang menewaskan 8 orang pejuang telekomunikasi masih menyisakan duka mendalam bagi masyarakat di Indonesia.
Para korban ini merupakan karyawan
PT Palapa Timur Telematika, kontraktor, dan warga lokal yang mendampingi.
Saat itu, rombongan tim ini sedang
melakukan perbaikan pada Tower BTS 3 Telkomsel yang berada di Distrik Beoga,
Kabupaten Puncak, Papua.
Seperti yang dilansir media suaramerdeka.com.
Korban Selamat, Nelson Sarira, berhasil dievakuasi menggunakan helikopter oleh
Tim Operasi Damai Cartenz.
Dalam wawancara yang dilakukan oleh
wartawan, Nelson Sarira menceritakan detik-detik kejadian yang memilukan
tersebut.
Nelson mengatakan kejadian terjadi
sekitar pukul 04.00 subuh, di mana saat itu tim sedang tidur.
Tiba-tiba segerombolan orang yang
diperkirakan berjumlah 10 orang masuk dengan menggunakan senjata tajam
mengepung camp/tenda.
Orang-orang tesebut lalu membantai
orang-orang yang berada di situ. Ia menceritakan bahwa sempat melihat teman-temannya
digorok satu persatu.
"Sempat saya lihat, agak terang
(kondisinya)," kata Nelson.
Saat itu Nelson mengaku tidur di ujung,
belum sempat sampai ke dirinya, ia kemudian melompat keluar dari camp.
"Sempat dikejar, sampai itu,
senter-senter ngikut, cari saya senter-senter itu, saya sembunyi di
semak-semak," ujarnya.
Saat bersembunyi itu, ia merasakan
mendengat bisikan-bisikan, yang meminta dirinya untuk ke atas bukit.
"Iya, seperti suara, kamu harus naik
ke bukit, sembunyi di situ, sampai gemetar (tangan saya), saya paksa naik ke
bukit, saya panjat," ungkapnya, dikutip dari akun TikTok seputarpapua, 7
Maret 2022.
Setelah bersembunyi, sekitar jam 07.00
Nelson melihat kondisi sudah aman, para penyerang sudah tidak ada di lokasi.
Ia lalu turun kembali ke camp, dan
melihat pemandangan mengenaskan yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.
"Semua meninggal, darah semua dalam
camp, HP, Laptop tidak ada, saya ambil sarung sama sleeping bag," katanya.
Ia kemudian mengirimkan kode bahaya
melalui CCTV yang ada di Tower BTS 3 pada pukul 13.00 WIT, kode tersebut
termonitor pada sore hari pukul 16.00 WIT di Pusat PTT di Jakarta.
Akhirnya, Nelson Sarira baru berhasil
dievakuasi menggunakan helikopter pada Sabtu 5 Maret 2022, karena kondisi cuaca
yang tidak memungkinkan.
Saat ini Nelson berada di rumah
kerabatnya di Timika, dan sedang dalam masa pemulihan dari trauma yang mendalam
atas aksi kejam tersebut. ***