Keripik singkong olahan UMKM Desa Tanamalala |
Demikian hal tersebut disampaikan Kepala Desa Tanamalala, Nurdin MS melalui Bendahara Desa Tanamalala, Ode Abdul Malik kepada Redaksi BDS Selayar, pada Selasa (26/4).
"Kita selama ini suplay ke NTT pak, meski kemasannya masih konvesional," jelas Malik.
"Harga per bungkusnya Rp. 6000, tapi itu variatif, karena harga jual ketika dikirimke NTT sama ke Benteng Selayar, tentu berbeda," imbuhnya.
"Data yang ada di Desa sedikitnya ada 6 kelompok pelaku pengrajin kuliner dan UMKM ini masih aktif. Insha Allah kedepan akan bertambah,"papar Malik antusias.
Pasalnya, lanjut Malik, selain ada pelatihan untuk prodak abon ikan dan keripik singkong, pihaknya juga telah memesan peralatan mesin pendukung olahan keripik singkong.
"Kita sudah pesan mesin paruk, harganya sekitar 1 jutaan per unit, itu belum termasuk generator. Yah, kalau ditotal sekitar 3jutaan pak," ujarnya.
Ketika ditanya kendala yang dihadapi dalam mengembangkan produk makanan olahan unggulan Desa Tanamalala ini, Malik mengaku belum ada kendala berarti. Hanya saja ketika diniatkan untuk dikembangkan dengan tata kelola manajemen yang profesional, pihaknya menyebut masih minimnya permodalan.
"Sebenarnya, pernah ada upaya kita ke Bank BRI, barangkali ada semacam kridit lunak yang bisa mendukung UMKM disini," harapnya.
Data yang diterima BDS Selayar, Desa Tanamalala terdiri dari 4 dusun yakni Dusun Tanjung Lasore, Dusun Tanjung Bone, Dusun Jailamu, dan Dusun Tanjung Karang yang lokasinya terpisah dari pulau utama.
Fasilitas umum yang terdapat di desa Tanamalala terdiri dari tempat peribadatan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan fasilitas listrik.
"Mata pencaharian warga Desa Tanamalala mayoritas adalah nelayan, selain bertani seperti jambu mente, kelapa dan ubi kayu," ungkap Malik.***(BDS Tanamalala)