Manager Program sekaligus Ketua Umum PDNA Bulukumba Satnawati menyampaikan bahwa kegiatan ini untuk mensosialisasikan program akselerasi otopsi sosial penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir.
"Untuk pelaksanaan otopsi sosial ini perlu adanya dukungan dan penyepakatan kasus kematian Ibu dan bayi baru lahir yang akan dijadikan sampling pelaksanaan otopsi sosial," katanya.
Satna menambahkan ada sejumlah stakeholder yang menyepakati adanya pelaksanaan otopsi sosial terhadap kasus kematian ibu dan bayi baru lahir di Kab.Bulukumba diantaranya Dinas Kesehatan, Bappelitbangda, DMPD, . DPPKBPPPA, Dinsos, RSUD Sultan Dg Radja, Klinik Naufal, Organisasi Kesehatan (IBI), Perguruan Tinggi, Media, OMS (PDNA Bulukumba, FORMAP-KIA, Fatayat NU, Pemuda Muhammadiyah, Kahayya Research Center, Kopel Bulukumba, Field Coordinator Program MADANI dan District Coordinator Program MPHD.
Kegiatan tersebut di sambut baik Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba, Hj Umrah Aswani yang menyampaikan bahwa dalam upaya penurunan AKI dan AKB memang di butuhkan peran multi stakholder.
"Ini merupakan hal yang penting di lakukan karena kita lihat 3 tahun terkahir ini AKI dan AKB di Bulukumba meningkat untuk di tahun 2022 sampai saat ini sudah ada 3 kasus kematian ibu," kata Kadinkes dalam sambutannya.
Lebih lanjut dikatakannya, hal ini tentu menjadi perhatian yang besar agar AKI dan AKB di Bulukumba menjadi Zero (Nol).
Umrah Uswani menambahkan melalui program otopsi sosial yang dilaksanakan oleh PDNA Bulukumba dengan support USAID MADANI ini tentunya kita berharap dapat menurunkan AKI dan AKB di Bulukumba.
"Sebagai pemerintah Daerah berterimah kasih dengan adanya pelaksanaan otopsi sosial yang akan dilakukan ini karena dapat membantu pemerintah daerah," tutup Umrah.***