Dalam kegiatan itu hadir ratusan peserta. Ketua TP PKK Bantaeng, Sri Dewi Yanti mengatakan Launching Dapur Sehat Atasi Stunting merupakan program yang bertujuan mengatasi stunting.
"Program ini wilayahnya berada di Kampung Keluarga Berkualitas atau Kampung KB, dengan harapan bahwa pemenuhan makanan bergizi dengan pangan lokal itu mampu dicukupi oleh kader-kader di dalam naungan Kampung KB tersebut," kata dia.
Lebih lanjut, dapur sehat kata Sri Dewi Yanti menjadi sebuah jawaban bahwa ada edukasi yang coba diterapkan. Pemenuhan makanan bergizi dimulai dari pangan lokal yang diolah dan nantinya akan dikonsumsi oleh masyarakat.
"Secara tidak langsung, ini memberikan peluang UMKM untuk kader-kader baik itu PKK ataupun PKB/PLKB untuk memenuhi gizi dengan pangan lokal. Pangan lokal ini dapat diolah namun tidak instan sehingga dapat menjadi pemenuhan gizi serta mencegah stunting itu sendiri," kata dia.
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN RI, M Rizal Matua Damanik mengapresiasi Ketua PKK Bantaeng, Sri Dewi Yanti yang telah memperoleh penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) atas kinerja dan dedikasinya dalam program Bangga Kencana.
"Kemudian seperti kita ketahui, Bantaeng meraih juara dua nasional dalam Dapur Sehat Atasi Stunting. Sejauh yang saya tahu, sifat gotong royong dari masyarakat Bantaeng itu kian bagus. Sifat gotong royong ini sangat penting dalam mensukseskan program Dashat ini," kata dia.
"Jadi tidak hanya sekedar muncul program, harus juga ada dorongan dari hati nurani masyarakat tentang pentingnya menekan angka stunting. Stunting di Bantaeng ini cukup rendah 22,5 persen, di bawah nasional 24,4 persen dan provinsi Sulsel 27,4. Data ini adalah hasil dari perhitungan tahun 2021, nanti kita akhir tahun 2022 akan melakukan perhitungan kembali," tambahnya.
Dapur sehat Bantaeng menurut M Rizal Matua Damanik telah meraih prestasi nomor dua tingkat nasional. Artinya, makanan yang disajikan berdasarkan potensi lokal dan variasi dari makanannya memenuhi syarat gizi seimbang.
"Mekanisme kerja, gotong royong dan pengelolaan Dapur Sehat di Bantaeng ini memang baik, inilah yang kita harapkan. Karena dapur sehat ini memang kita dedikasikan kepada masyarakat yang beresiko stunting dan menderita stunting," kata dia.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Andi Ritamariani mengatakan data Stunting menurut data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting nasional 24,4 persen, Provinsi Sulsel 27,4 persen dan Bantaeng 22,5 persen.
"Capaian ini adalah bukti komitmen pemerintah daerah yang kuat untuk melakukan pendampingan dan edukasi seperti saat ini," kata dia.***