Di hadapan 300an warga, bupati yang akrab disapa Andi Utta meyampaikan agar warga dapat memaksimalkan lahan pertanian, sehingga bernilai ekonomi.
"Termasuk pemuda milenial, jangan gengsi jadi petani. Jangan hanya bercita-cita untuk jadi ASN saja. Di luar negeri, rata-rata petaninya kaya," katanya.
Sebab, kata Andi Utta, jika lahan pertanian bisa dimaksimalkan dengan baik, maka potensi ekonominya akan lebih besar dibanding gaji seorang ASN.
"Saya saja, punya gaji Rp6 juta. Nah, kalau lahan 1 hektar jagung ini produksinya bisa mencapi 10 ton. Cobamaki hitung, 10 ton kali Rp3.900. Hasilnya kalau dirata-ratakan per bulan, lebih tinggi dibanding gaji saya," ungkapnya.
"Saudaranya kita keluar merantau, ternyata jadi petani. Kenapa tidak jadi petani di daerah sendiri?. Kenapa kita tidak olah lahan sendiri?. Dekat dengan keluarga, lahan juga tak kalah," tambah Andi Utta.
Ia juga menyebut, salah satu lahan yang dimanfaatkan dengan baik oleh warga, yaitu tanaman jagung yang dipanen di Bontomasila ini. Petani akan lebih sejahtera jika berani meninggalkan pola lama.
"Kalau dibandingkan dengan padi, maka jagung ini jauh lebih tinggi hitungan ekonominya. Tapi janganki juga tanami semua jagung sawahta, mauki makan apa?," ujarnya.
Menurut Andi Utta, jagung tak perlu dibawa keluar Bulukumba. Cukup ditampung di Bulukumba dan tak perlu diopen. Untuk marketnya, pabrik pakan ternak banyak bisa ke Bulukumba.
"Nah ini mudah diekspor. Kalau beras kita agak sulit karena masih menggunakan pupuk kimia," jelasnya.
Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Bulukumba Thaiyeb Maningkasi mengemukakan, dengan topografi bervariasi, maka Kabupaten Bulukumba memiliki potensi pertanian yang bervariasi pula, seperti padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, porang, durian, rambutan, mangga, manggis, alpukat, sayuran, kopi, tanaman kehutanan dan lainnya.
"Tercatat untuk komoditas jagung di Bulukumba, potensi lahannya 26.298 hektar. Yang sudah dikembangkan 16.082 hektar. Peluang pengembangan seluas 10.216 hektar. Produksi rata-rata 3 tahun terakhir adalah 145.460 ton pipilan kering dengan produktifitas 51,45 kwintal perhektar," ujarnya.
Thaiyeb menjelaskan, untuk wilayah pertanaman jagung di Bulukumba, petani biasanya menanam dengan monokultur dan sistem tumpang sari antara tanaman pohon dengan komoditi tanaman pangan lainnya.
"Kegiatan panen raya jagung NK 007 ini, sebagai bagian penting dalam mengaplikasikan teknologi dengan harapan dapat meningkatkan produksi bagi petani Bulukumba," tukasnya.
SR region Jentagoba + Kalimantan PT Syngenta, Iwan mengatakan PT Syngentas merupakan perusahaan multinasional company yang berpusat di luar negeri. Ia menyebut, pihaknya tidak memiliki pupuk, hanya benih saja.
"Sudah enam tahun kami di Bulukumba, baru kali ini di Kecamatan Gantarang. Selama ini, jagung hanya di Kecamatan Ujungloe, Herlang dan Kajang. Sebab di sana katanya, sebagai sentra jagung," ujarnya.
Namun, tambah Iwan, Bulukumba sudah mulai bangkit untuk menanam jagung. Bukan hanya di tiga kecamatan sebelumnya, tapi sudah masuk di Gantarang.
"Ke depan kita monitoring dan evaluasi. Kalau menguntungkan, kita butuh support dari pemerintah," jelasnya.
Sekadar diketahui, pemilik lahan jagung seluas 1 hektar yang dipanen ini adalah milik Abdul Rasyid. Ia merupakan salah satu guru di SMP Negeri 7 Bulukumba.***