Mereka melakukan unjuk rasa serta menutup ruas jalan dengan membawa sejumlah alat peraga sebagai bentuk penolakan kenaikan harga BBM karna dinilai akan membebani ekonomi masyarakat.
Demostrasi tolak kenaikan BBM itu oleh mahasiswa yang bergabung yakni GMR dan FKMI
Asdar selaku jendral lapangan dalam orasinya mengatakan bahwa ini adalah prakondisi yang dibangun untuk seluruh elemen masyarakat bahwa kami yang masih sangat sadar akan peran sebagai pemuda pengerak bangsa ini.
"mesti terlibat lansung dalam menjembatani masyarakat terkait naiknya BBM yang tentu akan mempengaruhi sejumlah bahan pokok, Telur saja sebelum naiknya BBM berada pada Kisaran Harga 55 ribu/rak dan mungkin saja akan tembus diharga 60 ribu,"ungkap Asdar dalam orasinya.
Sementara itu Alam Nur, Ketua umum gerakan mahasiswa revolusi selaku korlap sangat menantang dari segala bentuk kenaikan BBM yang dinaikan oleh pemerintahan di bawah kepemimpinan ppresiden saudara joko widodo.
"saya menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa kenapa kita harus terus maju, memukul imperialisme tanpa lelah, kita harus belajar dari peristiwa-peristiwa yang terjadi diseluruh dunia. Pembunuhan lumumba harus menjadi pelajaran berarti bagi kita semua,"ucapnya
Jangan pernah mundur, jangan pernah lemah! Dan setiap kali ada situasi yang mengoda kita untuk berpikir bahwa situasi akan menjadi lebih baik jika kita tidak melawan kerajaan imperialisme.
Al Waddil Muslim B ketua umum FKMI menganggap bahwa dari kenaikan tarif pembayaran BBm dan tarif listrik ini sangat merugikan bagi masyarakat kuhususnya kelas ploretar. kebijakan yg diambil oleh pemerintah hari ini jelas menerangkan pengkhianatan yang nyata pemerintah terhadap rakyatnya.
"maka dari itu kami akan terus melakukan aksi sampai problem dari bbm ini diselesaikan. Aksi kami tadi itu hanya aksi prakondisi hanya pemantik untukk lembaga lain utk ikut bergerak dalam aliansi yg kami bangun. Kami pastikan aksi selanjutnya akan jauh lebih besar,"jelasnya. (Fahmi)