Ilustrasi BBM |
Data yang dihimpun dari beberapa nelayan di Kabupaten Kepulauan Selayar, mereka mengaku membeli harga solar subsidi berpariatif.
Bahkan kekesalan para nelayan dituangkan dalam unggahan di sosial media di Grup Facebook Wajah Selayar.
Mereka mengaku harga perliter mencapai Rp13.000. Padahal dari harga sebenarnya, solar subsidi hanya Rp.6.800 per liter.
Sementara itu, salah satu nelayan bernama Sulu mengaku kesulitan, bahkan tidak melaut karena kelangkaan solar subsidi.
"Kami sudah sepekan tidak melaut. Disamping harga BBM jenis solar bersubsidi yang melambung tinggi hingga Rp25.000," ucapnya saat dihubungi awak media.
Celakanya, kelangkaan solar subsidi yang menjadi bahan bakar utama mesin kapal mereka, menyebabkan dirinya nyaris celaka.
"Bahkan kami nyaris terbawa arus dalam perjalanan dari Benteng ke Tombolang akibat kehabisan solar di tengah laut," pintanya.
Para nelayan berharap pemerintah dapat berperan membantu mengatasi kelangkaan dan harga solar subsidi yang menggila di Selayar.
Humas Pertamina Sulsel yang dihubungi media sulsellima.com mengaku kaget dengan lonjakan harga solar subsidi di Kabupaten Selayar.
"Wah ngeri itu, itu bisa dilaporkan ke pemerintah daerah. Karena mereka yang memberikan pengawasan terhadap penyalur," pintanya. Jumat 11 November 2022
Ia mengaku, harga solar subsisdi di seluruh Indonesia seragam yaitu Rp6.800 per liter. Meski dijual oleh penyalur, tetap dengan harga yang sama
Lebih jauh Humas Pertamina Sulsel mengatakan keberadaan sub penyalur di selayar memang sudah di legalkan oleh Bupati atas persetujuan DPRD. sehingga sub penyalur berada di dalam pengawasan pemda
"di kota/kabupaten lain tidak ada model sub penyalur hanya di selayar saja dan ini sudah di akui oleh kementrian ESDM,"ungkapnya
Kenaikan harga di sub penyalur harusnya jual dengan harga sama di pertamina, karna pada saat itu filosofinya agar pengecer tidak menjual dengag harga tinggi
Sementara, Kepala Bagian Ekonomi Daerah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, Rahman Made dikonfirmasi mengaku, harga solar subsidi dinaikkan oleh para pengecer.
"Jadi kenaikan harga ini dimanfaatkan oleh pengecer atau spekulator mengambil kesempatan dalam kesempitan," pintanya.
Ia pun mengaku bahwa harga BBM Subsidi itu ada ketentuan harga dengan berdasarkan jarak tempuh, jadi penyalur resmi mengambil solar di APMS jarak 5 Kilo sampai dengan dibawa 20 Kilo bisa mengankat harga dari pertamina Rp1.000 perliter dan 20 Kilo sampai dengan dibawa 35 kilo meter bisa mengankat Rp1.500 perliter dan 35 sampai dengan di bawah 50 Kilomete bisa mengangkat harga Rp200 perliter berdasarkan surat keputusan bupati
" jadi harga itu pemerintah tidak boleh lagi mengankat dari harga ketentuan pertamina karna ada peraturan persiden,"ujar Rahman Made
Mengenai adanya oknum kontraktor yang memborong solar subsidi di Selayar, Kabag ekonomi enggan bicara banyak.***