Ilustrasi |
Para nelayan terpaksa membeli Dexlite dengan harga Rp25.000 perliter demi bisa menangkap ikan sebagai mata pencaharian mereka.
Hal ini lantaran soal subsidi seharga Rp6.800.di Selayar menghilang. Bahkan diduga dijual ke pengusaha-pengusaha konstruksi.
Tak hanya itu, kelangkaan pun terjadi. Solar subsidi bahkan ada yang dibanderol dengan harga Rp.25.000 per liter.
Kondisi ini membuat para nelayan mengeluh karena harus mengeluarkan biaya hingga dua kali lipatnya.
Menanggapi persoalan ini, Kepala Bagian Ekonomi Daerah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, Rahman Made mengatakan, para sub penyalur yang mendapat 2 jenis BBM yang harus dijual ke masyarakat.
Keduanyan yaitu JBT (jenis bahan bakar minyak tertentu) yaitu solar subsidi, dan JBKP (jenis bahan bakar minyak khusus penugasan) yaitu Pertalite subsidi.
Menurutnya 2 jenis BBM ini diperuntukan bagi masyarakat tidak mampu, nelayan, patani, kapal rakyat, transportasi pelayanan umum dan UMKM.
"Pertanyaannya kenapa bisa nelayan pakai Dexlite siapa yg menjual kenelayan? Dexlite peruntukannya untuk pengusaha jasa konstruksi bukan nelayan," tanya Rahman Made.
Ia juga mempertanyakan APMS yang berikan Dexlite ke sub penyalur di pulau padahal di SK Bupati tercantum hanya dua jenis BBM yaitu solar subsidi dan Pertalite subsidi.
Hal ini juga harganya telah diatur berdasarkan jarak tempuh (Km/Mill) dari APMS ke lokasi/tempat berdomisili sub penyalur yakni harga eceran yg ditetapkan pemerintah ditambah dengan ongkos angkut.
"Kalau informasi itu benar bahwa harga solar non subsidi Dexlite ternyata diperjual belikan ke nelayan itu sudah salah besar," tegasnya.
Ia mengaku, pihaknya akan melakukan penelusuran APMS yang menyuplai ke sub penyalur BBM jenis Dexlite yang dijual ke nelayan.
"itukan peruntukannya utk pengusaha jasa konstruksi (proyek) bukan utk nelayan," pintanya.
Ia mengaku, kuota BBM non subsidi Jenis Dexlite yang disiapakan untuk kepulauan Selayar sebanyak 60 kiloliter.
untuk solar subsidi pada trip ke dua bulan Nopember ini pihak Pemda akan memprioritaskan pendistribusian ke para nelayan di pulau melalui sub penyalur resmi yang di SK kan Bupati dengan harapan dapat mengurai kelangkaan BBM solar subsidi dan menormalkan harga eceran dgn harapan nelayan dapat beraktifitas normal kembali utk memenuhi kebutuhan hidupnya.***