Mayat tersebut diketahui juragan Kapal KM. Putri, bernama Herman (57), beralamat di Dusun Baringeng, Desa Panaikang, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai.
Kepala Desa Panaikang Bahtiar, SE., membenarkan bahwa mayat yang dimakamkan di Pulau Burung / Pulau Kakabia merupakan warganya, yang juga sekaligus keluarganya. Ia mengatakan bahwa keluarganya itu adalah korban kecelakaan laut.
"Kami dari pihak keluarga, tidak mempermasalahkan pemakaman korban yang dilakukan di Pulau Kakabia. Keluarga besar juga sudah menerima dan mengikhlaskan kejadian yang menimpa paman kami tersebut. Sekarang ini, sudah malam kedua takziahnya,"ucap Bahtiar. Pada awak media. Jumat (30/12)
Bahtiar mengatakan bahwa pada Jumat 23 Desember 2022 siang lalu, Kapal KM Putri yang dikemudikan oleh pemilik kapal (korban) bersama ABK dan seorang penumpang, berangkat beriringan dengan kapal KM Mutiara Burung Lohe dari pelabuhan Oeba Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
KM. Putri berlayar dengan membawa ABK masing-masing bernama Semi Benunae (19), Bernad (14), dan seorang penumpang bernama Ashar (37).
Kemudian, lanjut Bahtiar, pada Sabtu tanggal 24 Desember 2022 sekitar pukul 11.00 Wita, mereka tiba di Kabupaten Loleba dan bermalam satu malam. Besoknya, Minggu tanggal 25 Desember 2022 sekitar pukul 06.00 wita, mereka meninggalkan Kabupaten Loleba.
Namun, dalam perjalanan kondisi cuaca ekstrem, dengan ombak cukup tinggi sehingga menyababkan kapal mulai mengalami kerusakan, dan bagian kapal mulai dimasuki air.
Saat berada di Perairan Teluk Bone sekitar Pulau Burung (Pulau Kakabia), Pasilambena, Kepulauan Selayar, pada Senin tanggal 26 Desember 2022, kondisi kapal KM PUTRI semakin parah dan menyebabkan kapal tersebut tenggelam.
"Korban terjatuh kelaut sementara ABK dan penumpangnya, masih berada diatas kapal KM Putri dengan kondisi sebagian kapal tenggelam", jelas Bahtiar.
Melihat kondisi tersebut, KM Mutiara Burung Lohe yang dikemudikan Kamair, berbalik arah dan berusaha menyelamatkan korban yang sementara tenggelam. Karena ombak yang cukup besar, nanti sekitar 20 menit korban dievakuasi keatas KM Mutiara Burung Lohe, namun sudah dalam kondisi yang sudah tidak bernyawa (Meninggal Dunia).
KM Mutiara Burung Lohe, kemudian melanjutkan evakuasi terhadap ABK dan penumpang atas nama Ashar, dan meninggalkan KM Putri yang sudah dalam kondisi tenggelam. Hari Senin sekitar pukul 09.00 Wita, KM Mutiara Burung Lohe bersandar di Pulau Burung (Pulau Kakabia) bersama korban dan ABK.
"Pemilik KM Mutiara Burung Lohe, Kamsir kemudian melakukan koordinasi dengan beberapa pemilik kapal yang juga singgah berteduh di Pulau Kakabia, sehingga disepakati korban di kuburkan di pulau tersebut dengan pertimbangan bahwa cuaca buruk. Di tambah lagi, kondisi KM Mutiara Butung Lohe yang juga sudah mengalami kebocoran, dan tidak memungkinkan lagi korban dibawa sampai ke Dusun Baringeng, Desa Panaikang, Sinjai", tutur Kepala Desa Panaikang, Bahtiar.
Setelah korban dimakamkan, dan cuaca mulai sedikit membaik, KM Mutiara Burung Lohe kemudian meninggalkan Pulau Kakabia, tiba di Desa Tongke-Tongke, Kecamatan Sinjai Timur bersama korban selamat ABK dan penumpang Ashar, pada Rabu 28 Desember 2022 sekitar pukul 17.30 wita.
"Adapun identitas pemilik Kapal KM Mutiara Burung Lohe, Kamsir (43) alamat Dusun Babana Desa Tongke-Tongke, dan ABK masing-masing bernama Saleng (60) alamat Kelurahan Lappa, Baba (50) alamat Passahakue Desa Pasimarannu , dan Firman (23), alamat Jl. Kepiting, Kelurahan Lappa, Kabupaten Sinjai", tutup Bahtiar. (Tim).