Massa aksi Aliansi Rakyat Indonesia mebentangkan Spanduk bertuliskan Copot Dir Tahti Polda SulSel dan Evaluasi Jajaran Tahti Polda SulSel
Yayat selaku jenderal lapangan sampaikan dir tahti hingga kapolda kurang tegas dalam evaluasi bawahannya di lingkup Mapolda Sulsel
“ dir tahti polda Sulsel tidak layak menduduki jabatan kepemimpinan karena bercermin dari kasus dugaan oral yang dilakukan oknum tahti terhadap saah satu tahanan perempuan “. Pungkas yayat dalam orasinya.
Tambahnya, kami meminta agar cctv lantai 1, 2 dan 3 untuk di buka secara publik dan melakukan konferensi pers terhadap kasus yang ada di tubuh tahti polda sulsel.
Selang beberapa menit unras berlangsung, nampak gesekan fisik terjadi antara aparat pengamanan dengan massa aksi
Saat melakukan mediasi, kasubbag renmim dan perwakilan lembaga komrad, ppm, gpam dan kppm sempat terjadi adu argumentasi terkait keberadaan cctv dan hal lainnya.
Yayat menyampaikan bahwa mediasi yang di lakukan sangat tidak rasional dan menemukan titik temu terkait dengan tuntutan
“tuntutan kami bahwa perlihatkan cctv yang ada di tahti polda sulsel. Namun perwakilan dari tahti polda sulsel tadi katakan bahwa sampai saat ini cctv yang ada di tahti polda sulsel rusak, kurang lebih 6 bulan lamanya.”ucap yayat
Sebelum unras berakhir, menggunakan pengeras suara orator aliansi sampaikan bahwa pihaknya akan melakukan unjuk rasa kembali dan secepatnya pihak polda melakukan konferensi pers terkait kasus di tahti polda sulsel.***