 |
| Spanduk LBH Lipang Takalar di rusak OTK pada Senin (16/10).Foto:Ist |
LBH Lipang Takalar Siap Usut Pengrusakan Kantor dan Spanduk
TAKALAR, SULSELLIMA - Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Lipang Takalar di Kelurahan Bajeng, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar, menjadi sasaran pengrusakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab pada Senin (16/10/2023) kemarin.
Tindakan tersebut mencakup kerusakan papan alamat kantor dan spanduk yang terpasang di lokasi, serta sekretariat Kementerian Hukum yang juga mengalami kerusakan serupa.
Selain itu, puluhan baliho milik Ketua LBH Lipang Takalar, Andi Radianto Kr Gassing, ikut menjadi target pengrusakan, terutama di Kecamatan Mangarabombang.
Andi Radianto Kr Gassing saat ini mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kabupaten Takalar dari Partai Hanura dengan nomor urut 2 di Dapil 2, yang meliputi Kecamatan Polombangkeng Selatan, Mangarabombang, dan Laikang.
Tindakan pengrusakan ini diduga terkait dengan rivalitas politik di Dapil 2, baik di internal Partai Hanura maupun dengan partai lainnya.
Andi Radianto Kr Gassing, Ketua LBH Lipang Takalar, yang juga merupakan calon anggota legislatif, mengutuk tindakan pengrusakan tersebut dan menyatakan niat untuk mengusut kejadian ini. Ia juga berencana untuk berkoalisi dengan pihak-pihak yang mencari keadilan guna menentang diskriminasi.
 |
| Papan alamat LBH Lipang Takalar di rusak OTK, Senin (16/10).Foto:Ist |
"Kami menyayangkan aksi kurang terpuji ini dan akan mengusutnya serta melakukan aksi dikantor Polres Takalar atas pengrusakan papan alamat dan spanduk kantor LBH Lipang Takalar," ujarnya.
Ketua LBH Lipang Takalar ini juga mengajak pesaing politiknya untuk bersaing secara sehat dan menyampaikan bahwa tindakan pengrusakan atribut politik bukanlah cara yang bijak dalam persaingan politik. Ia menekankan pentingnya menjaga integritas dan merespons perbedaan pendapat dengan damai.
Pihak berwenang akan segera menyelidiki tindakan pengrusakan ini, dan masyarakat diharapkan untuk menjaga ketertiban dan menolak tindakan merusak yang tidak produktif dalam demokrasi. ***
Penulis: IRWANSYAH