Penanaman pisang jenis Cavendish ini dilakukan di atas lahan seluas 20 hektare milik Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf, di Sinjai.
Bahtiar mengaku sangat takjub saat memasuki lahan yang sudah disiapkan sejak beberapa bulan lalu oleh Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf, yang akan menjadi pusat buah nantinya. Khusus untuk budidaya pisang, disediakan seluas 20 hektare.
"Saya kaget melihat potensi alam di sini. Tuhan memberikan alam yang sangat luar biasa seperti ini," ungkap Bahtiar dalam sambutannya, di Kelurahan Mannanti.
Bahtiar mengaku awalnya ia pikir Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf membawanya ke lahan yang berada di wilayah Bulukumba. Tapi ternyata lahan tersebut berada di Kabupaten Sinjai.
"Rupanya beliau di sini (Sinjai) hanya sebagai investor atau pengusaha," ungkapnya.
"Terima kasih Pak Bupati Bulukumba, sudah siapkan 20 hektar untuk tanaman pisang. Saya minta Bapak Bupati Bulukumba yang punya lahan di Sinjai ini untuk jadi contoh yang baik bagi masyarakat di sini," tambahnya.
Menurut dia, budidaya apapun itu agar bisa berdampak secara ekonomi, harus dilakukan secara massal. Targetnya bukan hanya pasar lokal, tapi pasar luar negeri.
"Sekarang itu kalau menanam di sebuah kawasan tidak bisa tanam dalam jumlah sedikit, harus dalam jumlah besar. Dan harus ditargetkan untuk pasar luar Sulawesi dan luar negeri," ujar Bahtiar.
Untuk menunjang program budidaya pisang tersebut, Pemprov Sulsel bersama seluruh stakeholder termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan, sudah menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan nilai Rp17 triliun per tahunnya.
Untuk skema KUR tersebut, disalurkan melalui BNI, BRI, BSI, Mandiri dan Bank Sulselbar, dengan bunga 6 persen pertahun. Menurut Bahtiar, skema KUR tersebut sangat cocok sekali dengan budidaya pisang. Pasalnya, budidaya pisang hanya membutuhkan 5-7 bulan untuk panen.
"Kalau yang mau budidaya pisang kami sudah siapkan KUR di Bank. Jadi skema kredit satu tahun bisa menghasilkan, karena pisang hanya 5-7 bulan bisa berbuah. Jadi kami siapkan di Bank Sulselbar, BRI, BNI, BSI dan Mandiri," ungkapnya.
Untuk itu, ia menyampaikan, agar pemerintah masing-masing daerah mendata masyarakat petani yang ingin budidaya pisang, karena saat ini sudah tersedia dana KUR.
"Mohon izin data yang mau ambil KUR, tolong di data masing-masing daerah," imbuhnya.
Ia menambahkan, mulai dari buah sampai dengan batang pisang, semua bermanfaat. Batang pisang bisa untuk makanan ternak sapi atau sejenisnya.
"Mulai dari buahnya, daun dan batang pisang semua bisa dimanfaatkan. Batang itu bisa untuk makanan sapi, jadi tidak susah lagi mencari makanan untuk sapi. Tanah yang luas ini jangan dibiarkan menjadi lahan kosong yang tidak berpenghasilan," ajaknya.
Sementara itu Andi Utta sapaan akrab Bulukumba menyampaikan program penanaman Pisang yang dicanangkan Pj Gubernur harus disambut baik oleh karena lahan kita di Sulawesi Selatan, termasuk Bulukumba dan Sinjai ini masih sangat potensial untuk menjadi penghasil Pisang dan bibit unggul lainnya.
"Kebun Percontohan ini adalah salah satu cara memberikan contoh kepada masyarakat bagaimana bertani bibit unggul yang professional," ungkapnya.
Pengalaman menunjukkan, lanjutnya, masyarakat cenderung lebih mempercayai apa yang mereka lihat jika ada hal baru yang dilakukan dan memberikan manfaat apalagi keuntungan.
Ia mengaku sejak menjabat Bupati Bulukumba, program bibit unggul menjadi program unggulan dan prioritas yang dilaksanakan untuk mencapai produktivitas pertanian yang lebih berkualitas.
Harapannya, Kebun Percontohan tersebut dapat memotivasi masyarakat untuk secara massif melakukan penanaman bibit unggul seperti pisang yang dapat meningkatkan nilai tambah produk hasil pertanian.(*)