 |
Acara tersebut dibuka langsung oleh Camat Bulukumpa dan dihadiri oleh berbagai pihak termasuk Ketua dan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Pendamping Desa, Ketua TP-PKK, pengurus LPM, kader KPM, perawat, bidan desa, kepala dusun, serta RT, RW, kader posyandu, tokoh agama, masyarakat, pemuda, dan perempuan.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bulukumba, Kepala Puskesmas Balang Taroang, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa Kecamatan Bulukumpa, dan pendamping desa sebagai narasumber.
Dalam sambutannya, Camat Bulukumpa, Irwan S. Sos, menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Desa Kambuno atas penyelenggaraan kegiatan tersebut. Ia menyebut bahwa Desa Kambuno adalah satu-satunya desa yang merangkaikan rembug stunting dengan pembentukan tim RKPDes.
"Saya sangat mengapresiasi Kepala Desa Kambuno karena satu-satunya desa yang kami kunjungi dalam rangka pembentukan Tim RKPDes hanyalah Desa Kambuno yang menggabungkan kegiatan musyawarah RKPDes," ungkapnya.
Irwan juga menekankan bahwa rembug stunting merupakan bagian penting dari tahapan penyusunan perencanaan di tingkat desa untuk merumuskan kebijakan dan prioritas pengentasan stunting dalam RKPDes 2025.
"Kegiatan rembug stunting ini adalah salah satu tahapan penyusunan perencanaan di tingkat desa untuk merumuskan kebijakan dan prioritas penggunaan dana desa ke depannya," lanjutnya.
Kepala Desa Kambuno, Syarullah, menyampaikan bahwa kegiatan rembug stunting bertujuan untuk mengidentifikasi masalah stunting yang ada dan merumuskan rekomendasi kegiatan sebagai bentuk intervensi. Rekomendasi ini akan diusulkan dalam penyusunan rencana kerja desa tahun 2025.
"Kegiatan rembug stunting ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah stunting di desa dan merekomendasikan prioritas dan kebutuhan yang akan diusulkan ke dalam rancangan RKPDes Tahun 2025," ujarnya.
Selain itu, pada kesempatan ini juga dilakukan pembentukan Tim Penyusun RKPDes 2025 yang terdiri dari perwakilan Pemerintah Desa, tokoh masyarakat, dan perwakilan dari berbagai kelembagaan masyarakat lainnya yang berjumlah tujuh orang.
Tim tersebut akan berperan penting dalam menyusun dokumen RKPDes 2025 yang komprehensif dan berkelanjutan, dengan menggali potensi lokal serta mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi desa.***