SULSELLIMA.Com | Aktual - Objektif - Berimbang Angin Kencang, Rumah Warga Bontomarannu Selayar Tertimpa Pohon Besar - SULSELLIMA.COM

Angin Kencang, Rumah Warga Bontomarannu Selayar Tertimpa Pohon Besar

SELAYAR, SULSELLIMA.COM - Suasana Dusun Gollek, Desa Bontomarannu, Kecamatan Bontomanai, mendadak mencekam pada pukul 22.30 WITA. Angin kencang dengan kecepatan lebih dari 40 km/jam mengguncang desa kecil ini. Sebuah pohon kemiri setinggi 15 meter, yang telah berdiri kokoh selama puluhan tahun, tumbang dan menimpa rumah panggung kayu milik Mawanting, seorang pria berusia 76 tahun.


Saat kejadian, Mawanting dan keluarganya berada di dalam rumah. Malam yang tenang berubah menjadi mimpi buruk ketika suara gemuruh keras memecah keheningan. Suara "kraakk!" pohon tumbang menembus atap ruang tamu, hampir merenggut nyawa mereka yang sedang beristirahat di kamar tidur.

Di tengah kepanikan, Mawanting hanya bisa berdoa dan memeluk erat keluarganya. Beruntung, mereka semua selamat meski rumah mereka hancur berantakan. Rasa syok masih tergambar jelas di wajah Mawanting ketika ia berusaha memahami bencana yang baru saja terjadi.

Serka Andi Jumahir, Babinsa Desa Bontomarannu anggota Kodim 1415/Selayar dari Koramil 1415-04/Bontomatene, segera bergegas ke lokasi kejadian. Dengan langkah sigap, ia dan masyarakat mengevakuasi Mawanting dan keluarganya dari reruntuhan. Tindakan cepat dan tepat menjadi satu-satunya pilihan.

Keesokan paginya, masyarakat sekitar berkumpul dalam semangat gotong royong untuk membersihkan pohon tumbang dan puing-puing rumah Mawanting. Keringat bercucuran, namun semangat tak pernah surut. Setiap serpihan kayu yang diangkat menyiratkan harapan dan tekad untuk membangun kembali rumah yang hancur.

Koordinasi dilakukan dengan BPBD Kepulauan Selayar dan Dinas Sosial Kepulauan Selayar untuk membantu perbaikan rumah Mawanting. Dukungan dari berbagai pihak mengalir, menunjukkan bahwa dalam kesulitan, selalu ada tangan-tangan yang siap menolong. Meski kerugian materi diperkirakan mencapai sekitar ± 25 juta Rupiah, nyawa yang selamat jauh lebih berharga dari segalanya.

Ketika ditemui, Mawanting masih tampak trauma. Kejadian naas itu meninggalkan bekas mendalam dalam jiwanya. Namun, di tengah kehancuran dan kehilangan, ia tak lupa mengucap syukur kepada Allah SWT karena ia dan keluarganya masih diberi kesempatan untuk hidup.

“Alhamdulillah, kami masih selamat,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca, penuh keharuan dan kelegaan.

Kisah Mawanting adalah cerminan betapa rapuhnya kehidupan manusia di hadapan kekuatan alam. Angin kencang mampu merobohkan apa yang telah dibangun bertahun-tahun. Namun, di balik tragedi, ada cerita tentang keberanian, kebersamaan, dan keteguhan hati. Mawanting dan keluarganya, dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, akan membangun kembali rumah dan kehidupan mereka. Tragedi ini menjadi pengingat bahwa di tengah keterpurukan, selalu ada harapan dan kekuatan untuk bangkit kembali.

Selayar, yang dikenal dengan keindahan alamnya, kali ini menunjukkan sisi lain yang menantang. Namun, semangat dan kebersamaan masyarakatnya membuktikan bahwa tak ada badai yang tak bisa dilalui. Mawanting adalah bukti nyata bahwa kehidupan, betapapun rapuhnya, selalu layak untuk diperjuangkan.***

Tags :

bm
Redaksi by: sulselLima.com

Pemasangan Iklan/ Kerjasama/ Penawaran Event; Proposal dapat dikirim ke Email : sulsellima@gmail.com