BULUKUMBA, SULSELLIMA.COM – Puluhan tokoh masyarakat dan pemuda dari Kecamatan Ujungbulu dan Kecamatan Gantarang yang tergabung dalam Jaringan Kota, berkumpul di Desa Polewali, Kecamatan Gantarang, untuk menyampaikan keprihatinan mereka terhadap kondisi Bulukumba saat ini.
Salah satu warga, Asikin, menyatakan bahwa kondisi ekonomi Bulukumba saat ini sangat memprihatinkan dengan banyaknya ketimpangan yang terjadi.
"Dari kurang lebih 900 pekerja konstruksi di Bulukumba saat ini, semuanya menganggur. Pemerintah lebih memilih mempekerjakan orang luar Bulukumba, ini sungguh tidak pro rakyat," tegas Asikin.
Menurut Om Ciking, Bulukumba butuh pemimpin yang peka terhadap kesenjangan masyarakatnya, yang mau dikritik dan menerima pandangan rakyat.
"Cukup satu kali saja. Kami tidak mau menderita dua kali," ujarnya dengan tegas.
Warga lain, Arif, juga mengungkapkan bahwa Bupati seharusnya lebih dekat dengan rakyat dan mendengarkan kegelisahan mereka.
"Kami tidak suka Bupati saat dikritik, malah masuk ke WC merokok atau kabur. Atau bahkan mengancam," terangnya.
Arif juga menambahkan bahwa banyak pegawai yang mengeluh tentang kebijakan pemerintah saat ini yang sangat menyiksa, seperti potongan yang terlalu banyak dan TPP yang tidak diterima penuh.
Menanggapi hal tersebut, Jamaluddin Syamsir menyatakan keprihatinannya.
"Pemerintah dan rakyat seharusnya tidak boleh ada sekat. Siap dikritik dan diberi masukan," ujar JMS.
Tomy Satria, senada dengan JMS, mengatakan bahwa seorang pemimpin tidak boleh egois dalam mengambil kebijakan dan harus menguntungkan masyarakat umum.
"Bulukumba adalah milik seluruh masyarakatnya. Tidak boleh hanya dinikmati oleh kelompok tertentu. Ini harus dihentikan. Insya Allah JADIMI akan memberikan jawaban yang menguntungkan untuk semua," tegas TSY.
Lebih lanjut, TSY mengungkapkan bahwa perekonomian Bulukumba saat ini hanya berputar di kalangan atas saja, sementara masyarakat menengah ke bawah semakin terpinggirkan.***