SELAYAR, SULSELLIMA.COM - Pemadaman listrik yang berlangsung berkepanjangan di Pulau Jampea semakin menambah beban berat bagi masyarakat, khususnya di Kecamatan Pasimasunggu dan Pasimasunggu Timur. Ilustrasi Lampu Padam
Pemadaman listrik tersebut mengancam perekonomian lokal, terutama sektor perikanan yang sangat bergantung pada pasokan listrik stabil untuk mengoperasikan mesin pembuat es yang dibutuhkan dalam menyimpan hasil tangkapan ikan.
“Banyak nelayan tak bisa melaut karena mesin pembuat es tak berfungsi,” ungkap seorang nelayan setempat, menyoroti dampak besar pemadaman listrik pada usaha kecil dan perikanan. Akibatnya, sejumlah usaha mikro dan kecil yang mengandalkan listrik terancam lumpuh.
Menanggapi pemadaman listrik yang berkepanjangan tersebut, Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Pasimasunggu mengeluarkan ultimatum kepada PT. PLN Persero Ranting Bulukumba, menuntut solusi nyata dalam waktu 1x24 jam. Mereka menegaskan bahwa apabila tuntutan tersebut tidak dipenuhi, mereka akan menggelar aksi besar-besaran di kantor PT. PLN Sulselbar.
Aliansi tersebut mengajukan tuntutan agar PLN segera memeriksa mesin listrik di Jampea, mengganti perangkat yang rusak, dan menempatkan teknisi profesional untuk menangani masalah ini secara menyeluruh.
“Kami menginginkan transparansi dan kejelasan dalam penyelesaian masalah ini,” ujar perwakilan Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Pasimasunggu, Minggu (10/11/2024).
Keluhan masyarakat pun terus berlanjut, termasuk kritik terhadap minimnya komunikasi PLN Jampea tentang durasi pemadaman bergilir dan penyebabnya. Banyak warga berharap adanya pemberitahuan jelas sehingga mereka dapat mempersiapkan alternatif penerangan selama pemadaman berlangsung.
“PLN Jampea perlu ganti teknisi dan penanggung jawabnya, karena sudah tidak becus lagi,” ungkap salah satu warga yang kecewa atas kinerja PLN dalam mengatasi masalah listrik di pulau Jampea.
Ketidakpastian tersebut terus menekan kehidupan dan ekonomi warga Pulau Jampea yang kini menanti perbaikan layanan dari pihak berwenang.***