BULUKUMBA, SULSELLIMA.COM - Konferensi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bulukumba menjadi momentum penting dalam menegaskan komitmen organisasi sebagai pelayan peradaban umat dan bangsa. Dalam forum tersebut, para kader tak hanya membahas proses demokrasi pemilihan ketua umum, tetapi juga menekankan nilai-nilai rekonsiliasi untuk memperkuat solidaritas internal.
Pergantian ketua umum dianggap lebih dari sekadar proses administratif. Bagi kader HMI, momen tersebut merupakan ajang pendidikan politik dan strategi membangun visi bersama. Muhammad Asdar, kader HMI Cabang Bulukumba, menegaskan bahwa pemilihan harus mencerminkan nilai musyawarah, keadilan, dan etika Islam.
“Ketua umum yang terpilih bukan hanya pemimpin, tetapi pelayan peradaban yang bertugas memperkuat solidaritas, keadilan, dan menjalankan amanah dengan baik,” ujar Asdar.
Pemilihan ketua umum diharapkan menjadi sarana rekonsiliasi bagi organisasi yang kerap diwarnai konflik internal. Pemilihan yang transparan dan adil diyakini mampu memperbaiki hubungan antar anggota sekaligus memperkuat kepercayaan.
“Proses yang dilandasi nilai-nilai kebersamaan akan menghasilkan pemimpin yang tidak hanya kompeten, tetapi juga mampu menjaga persatuan dan menjadi simbol kolektivitas organisasi,” tambah Asdar.
Amanah Kepemimpinan dalam HMI dipandang sebagai amanah besar yang melibatkan tanggung jawab kaderisasi intelektual. Ketua umum terpilih diharapkan mampu merangkul seluruh kader dan memastikan program kerja menyasar berbagai level organisasi.
“Sebagai pewaris nilai-nilai perjuangan, konferensi ini harus menjadi ruang pengabdian yang ikhlas demi menenun semangat persatuan,” pungkas Asdar.
Konferensi ini mencerminkan semangat HMI dalam menjaga misi dakwah dan peradaban, sekaligus menunjukkan bahwa rekonsiliasi adalah fondasi kokoh untuk mewujudkan kemajuan bersama.***